1. Realitas
Wacana
Realita
wacana dalam hal ini adalah eksistensi wacana yang berupa verbal dan nonverbal.
Contoh bahasa non verbal yaitu berupa isyarat.
a) Yang
pertama adalah bahasa yang berupa isyarat adalah bunyi serine ambulance yang
menandakan bahwa ambulan itu membawa orang sakit atau orang meninggal dan para
pengendara di harapkan mengurangi kecepatan kenadaraan mereka dan memberikan
peluan untuk ambulan melaju lebih cepat agar cepat sampai ke Rumah Sakit.
b)
2. Media
Komunikasi Wacana
Wacana
sebagai media komunikasi berupa rangkaian ujaran (tuturan) lisan dan tulis.
Wacana
lisan :
a) Sebuah
percakapan atau dialog yang lengkap dari awal sampai akhir. Misalnya di warung.
A
: Siang Bu..
B
: Iya nak, mau beli apa?
A
: Saya mau beli minyak goreng Bu.
B
: oh,, minyak goreng, yang kemasan berapa?
A
: yang satu kilo saja bu.
B
: baiklah, tunggu sebentar Ibu ambilkan dulu.
A
: harga nya berapa bu?
B
: Rp.12.000,- nak, ini minyak nya.
A
: ini uangnya Bu, pas kok bu.
B
: oh iya nak, terima kasih
A
: iya Bu. (meninggalkan warung)
c) Penggalan
suatu ikatan percakapan (rangkaian percakapan yang lengkap, biasanya memuat :
gambaran situasi, maksud, rangkaian penggunaan bahasa yang berupa :
Rani : …………………….
Riko : kamu bawa uang?
Ani : ada, di dalam
tas, tas ku di kelas.
3. Pemaparan
Wacana
Berdasarkan
pemaparan, wacana meliputi wacana : naratif, prosedural, hortatori,
ekspositori, dan deskriptif.
a) Wacana
naratif
Wacana naratif adalah
rangkaian aturan yang menceritakan atau menyajikan hal atau kejadian yan
bertujuan untuk memperluas pengetahuan pendengar atau pembaca.
Contoh :
Setelah selesai
belajar, Dani rebahan di tempat tidurnya Ia mengambil sebuah buku berwarna
hitam di bawah bantalnya. Sebuah bolpoint sudah terselip dalam buku itu. Dani membuka halaman demi
halaman dari buku itu. Di halaman yang masih kosong, Ia menulis sesuatu. Ia
mulai mengungkapkan perasaannya seharian ini.
b) Wacana
Prosedural
Wacana procedural adalah wacana
yang memaparkan rangkaian urutan suatu peristiwa secara berurutan dan secara
kronologis.
Contoh : Cara membuat “ayam cah jamur”
Bahan :
Satu dada ayam potong
tipis-tipis
Jamur kalengan, potong
menjadi dua bagian.
Dua buah daun bawang
iris tipis, tiga buah bawang putih haluskan
Air 200 cc
Kecap asin satu sendok
teh, kecap ikan satu sendok teh
Garam dan gula, serta merica
secukupnya, 1 sdm tepung sagidi larutkan dengan air.
Cara memasak :
Bumbui potongan dada ayam dengan
kecap asin, garam, merica,diamkan dahulu selama 1 jam. Kemudian tumis bawang
putih sampaharum, masukkan sedikit garam dan aduk potongan ayam sampai berubah
warna, masukkan jamur dan berikan air lalu biarkan sampai mendidih, beri bumbu
kecap asin, kecap ikan, gula, merica. Setelah smua matang dan sedap rasanya,
kentalkan kuah nya dengan larutan tepung sagu dan taburi daun bawang. Setelah
semua matang sajikan ayam cah jamur
dalam mangkok dan siap santap.
c) Wacana
Hortatori
Adalah wacana tuturan
yang berisi ajakan atau nasihat. Tuturan dapat pula berupa ekspresi yang
memperkuat keputusan untuk lebih meyakinkan pembaca.
Contoh :
Marilah kita membuang
sampah pada tempatnya, agar lingkungan kita bebas dari banjir dan bebas dari
penyakit yang disebabkan oleh sampah-sampah yang dibuang tidak pada tempatnya.
Oleh karena itu, perlu kesadaran pada diri kita masing-masing untuk membuang
sampah pada tempatnya.
d) Wacana
Ekspositori
Wacana ekspositori
biasanya berisi pendapat atau simpulan dari sebuah pandangan. Pada umumnya
ceramah, pidato, atau artikel pada majalah dan surat kabar termasuk wacana
ekspositori
Contoh :
Artikel : Metode dalam
pembelajaran
Metode pembelajaran
adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal.
Berarti metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.
Keberhasilan sebuah pembelajaran sangat tergantung kepada cara guru menggunakan
metode pembelajaran….
e) Wacana
Deskriptif
Wacana deskriptif
merupakan rangkaian tuturan yang memaparkan sesuatu atau melukiskan sesuatu,
baik berdasarkan pengalaman maupun pengetahuan penuturnya.
Contoh :
Kelas 6A merupakan
salah satu kelas dari enam kelas di jurusan bahasa Indonesia angkatan 20012.
Kelas 6A terdiri dari 40 mahasiswa, dua diantaranya adalah mahasiswa yang
berasal dari Negara Thailand. Kelas ini begitu kompak terlihat dari saat mereka
mendapatkan sebuah mengumuman tentang masalah yang berkaitan dengan kampus,
mereka selalu berusaha memberikan informasi secara berantai melalui SMS maupun
telepon, itulah gambaran secara singkat tentang kelas 6A jurusan bahasa
Indonesia angkatan 20012.
f) Wacana
Epistolari
Wacana epistolari
digunakan di dalam surat-surat, dengan system dan bentuk tertentu. Wacana ini
dimulai dengan alenia pembuka, isi, dan alenia penutup.
Contoh :
21, Januari, 20015
Dengan hormat,
Melalui surat ini saya
ingin menyampaikan bahwa saya telah membaca surat yang Anda kirim kepada saya,
dan saya ingin berjumpa lansung dengan Anda, saya harap Anda bersedia untuk
menjumpai saya pada Rabu siang. Saya menunggu kedatangan Anda di kantor saya.
Atas perhatian Anda saya ucapkan terima kasih.
Hormat
saya,
Roni
g) Wacana
Seremonial
Wacana seremonial
berhubungan dengan upacara adat yang berlaku di masyarakat. Wacana sereminial
dapat berupa nasihat (pidato) pada upacara perkawinan, upacara kematian,
upacara syukuran, dan sebagainya.
Contoh :
Teks pidato nasihat
dalam pernikahan.
Kepada kedua mempelai
kalian haruslah tahu hak dan kewajiban masing-masing jangan hanya menuntut
haknya saja, sedangkan kewajibannya diabaikan saja. Bagi laki-laki hendaklah
menjagi suami yang bertanggung jawab untuk mempunyai istri dan menjaga
keluarganya dengan sebaik mugkin, sebagai mana sabda Rasulullah yang artinya :
oran-orang laki-laki pemimpin keluarganya, dan akan ditanyai yang dipimpinnya,
istri juga sebagai pemimpin sebagai pemimpin rumah tangga, dan nanti akan
ditanyai dari yang dipimpinnya (HR. Bukhari dan Muslim).
4. Jenis
Pemakaian Wacana
a) Wacana
Monolog
Wacana monolog adalah
wacana yang tidak melibatkan lawan tutur dalam percakapan atau pembicaraan.
Jenis wacana ini berupa : surat, bacaan, cerita dan lain-lain.
Contoh : berupanceriata
Pada zaman dahulu lahirlah
seorang putri cantik yang bernama Sora. Dia dari keluarga yang sangat miskin,
pada saat Dia berumur 3 bulan Ayah pun menunggal dunia dan tinggal dia dan Ibunya.
Karena saking sayang nya kepada anak semata wayangnya itu sang Ibu selalu
menuruti semua keinginan anaknya, meski Dia harus berhutang untuk memenuhi
keinginan itu. Karena terlalu manja, Sora tumbuh menjadi anak yang sangat
sombong bahkan Dia tidak pernah mengatakan kalau Ibun itu adalah Ibu kandungnya
melainkan pembantunya. Pada suatu hari pergilah Sora dengan Ibunya ke hutan
mencari kayu, dan di sepanjang perjalanan setiap orang yang bertanya kepadanya
bahwa siapa yang Dia ikuti Dia berkata Dia bukan Ibu ku tapi pembantuku. Karena
sakit hati diperlakukan begitu Ibunyapun meninggalkan Dia jauh di belakang, di
tengah perjalanan mereka harus melaliu subuah jembatan yang terbuat dari
tumbangan sebuah pohon. Dan Ibunya pun telah sampai keseberang. Sora pun merasa
sulit untuk menyebrang, dan memanggil Ibunya agar menolongnya, namun sang Ibu
menjawab, bukankah aku ini bukan Ibu mu melainkan pembantumu, setelah Ibunya
selesai berucap Sora pun terjatuh dan tenggelam terhisap lumpur. Ibunya hanya
bisa menangisi kejadian tersebut.
b) Wacana
Dialog
Wacana dialog adalah
wacana yang berupa percakapan atau pembicaraan antara dua pihak. Wacana dialog
dapat berupa : pembicaraan telepon, Tanya jawab, wawancara, dan teks drama.
Contoh :
Percakapn di telepon
Aji : Halo..
Assalamualaikum Ibu?
Ibu : ya,
Waalaikumsalam Aji, apa kabar kamu nak?
Aji : Baik Ibu, Ibu apa
kabar, sudah makan Bu?
Ibu : Baik nak, Ibu
sudah makan. Ada apa kamu telpon Ibu nak?
Aji : Aji mau
mengabarkan Bu, kalau Aji pulang besok siang.
Ibu : ooh begitu ya,
baiklah nak, kamu nanti hati-hati di jalan ya.
Aji : baik lah Bu,
kalau begitu Aji tutup telponnya dulu ya Bu. Assalamualaikum
Ibu : Baik lah nak,
Waalaikumsalam.
c)
d) Wacana
Polilog
Wacana polilog
melibatkan partisipan pembaca di dalam konversasi. Partisipan konversasi lebih
dari dua orang penutur.
Contoh :
Dani : Pagi Rahma, bagaimana kabar mu hari
ini sehat?
Rahma : Pagi juga Dan, kabar ku baik.
Iko : Rajin sekali kamu Rahma Pagi-pagi
sudah ada di kampus.
Rahma : oooh Harus itu Ko, aku tidak mau
terlambat.
Dani : yaaa itu memang harus Ko, dia kan orang yang paling rajin di kelas
kita.
Rahma : iya,,iyaa jangan main keroyok gitu dong
(mereka bertiga pun tertawa secara bersamaan)…….